Langsung ke konten utama

Membaca menulis di mapel IPS


Menguatkan kebiasaan membaca dan menulis dimapel IPS 

Dalam pembelajaran IPS  guru Suyati melakukan survei pada murid-murid kelas 9 tentang kegiatan membaca dan menulis hasilnya sangat membuat guru Suyati galau sebagian besar anak menganggap aktivitas membaca buku teks pelajaran sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan, 

 lalu ketika guru Suyati tanyakan alasannya,  ada murid yang menjawab bahwa aktivitas itu membosankan tidak seru karena sebagian besar isinya teks semua dan bahkan bikin mengantuk. 

Sering guru Suyati bertanya pada diri sendiri, Bagaimana ya agar minat membaca buku teks pelajaran ini bisa meningkat ??? Ternyata saya harus tahu dulu kondisi murid, dari faktor-faktor yang lebih mendasar misalnya kebiasaan membaca murid peran lingkungan sekitar paparan yang didapatkan murid serta akses murid terhadap buku .

Memang benar perlu di ingat membaca itu bukanlah sesuatu yang bisa muncul tiba-tiba melainkan perlu diusahakan sejak murid masih kecil,  jadi murid itu sebagai anak perlu membutuhkan dukungan serta bimbingan dari lingkungan dan orang-orang terdekatnya.

jika anak  tumbuh di keluarga dengan budaya membaca yang tinggi maka itu akan mendorong anak untuk lebih mau membaca sebaliknya jika dilahirkan dari keluarga yang budaya membacanya lebih rendah meskipun juga punya akses terhadap buku-buku yang baik itu tetap saja.

Minat anak  pembacanya akan berubah juga anak perlu mendapatkan pengalaman membaca yang menyenangkan terlebih dahulu  sebelum guru Suyati meminta mereka membaca buku-buku yang sesuai pilihannya, 

apalagi buku pelajaran utama  yang enggan dibaca, laa ini di gunakan cara apa yang  guru Suyati bisa lakukan untuk meningkatkan minat baca mereka di kelas.

Ada cara yang bisa dilakukan pertama  perlu membangkitkan  yang namanya motivasi intrinsik  yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri anak  sehingga muncul  sendiri jadi untuk memulainya biarkan memilih sendiri dulu buku bacaan mereka  termasuk cara membacanya dan proses membacanya bagaimana.

Biarkan mereka menjalani dan menikmati prosesnya  guru Suyatu  tidak perlu banyak keinginan ,  disini bisa memberikan tugas latihan setelah mereka selesai membaca ,  juga bisa merancang sebuah aktivitas membaca yang menyenangkan seperti mendongeng , membaca langkah atau diskusi buku yang dibaca.

Bisa juga  menggabungkan membaca dengan aktivitas lain seperti menggambar misalnya pada intinya guru memancing mulai dari hal yang sederhana.

 Disini guru Suyati mengaamati dan nikmati prosesnya bersama murid ,  biasanya aktivitas membaca ini  juga diiringi dengan aktivitas menulis,  ada pertanyaan mengapa murid sulit  mencurahkan ide saat menulis???

Biasanya  karena murid  khawatir dengan tulisannya, khawatir salah atau kurang bagus, disini murid perlu dimotivasi untuk menuliskan apa yang mereka pikirkan.  jadi dalam hal ini  sebagai guru  perlu menunjukkan kepada murid bahwa menulis adalah kegiatan yang dapat dilakukan sehari-hari dari hal-hal yang sederhana, misalnya saat pergi belanja bersama orang tua mereka dapat diajak mengenali huruf atau tulisan pada kemasan yang ada di toko buku, lalu murid juga bisa belajar menulis jadwal kegiatan sehari-hari di rumah,  dari kegiatan sederhana sehari-hari seperti itu.

 Untuk menumbuhkan  agar murid lebih tertarik dengan kegiatan menulis di kelas, disini guru Suyati coba  menggunakan sumber-sumber belajar yang menarik untuk memantik ide menulis murid, dari buku bacaan  sebaiknya bukan berasal dari buku teks  bisa pilih  novel bergambar buku cerita cerpen artikel dokter atau yang lainnya, dimana dengan  bacaan yang beragam idapat membuat murid  bisa  menghubungkan materi yang dipelajari dengan realita kehidupan mereka sehari-hari. Bisa buku-buku pengayaan yang sesuai dengan materi.

 Sekarang  apa saja  kriteria koleksi bacaan yang tepat dikelas ??? Tentunya  bukan jumlah 

Namun buku buku   yang sesuai dengan kemampuan membaca murid,  tampak jelas bahwa minat menulis sangat berhubungan dengan minat membaca, yang  pasti dipengaruhi oleh minat membaca juga karena saling melengkapi  keduanya, menulis biasanya terintegrasi dengan membaca, 

Bisa dikata  murid menjadi  penulis yang baik biasanya adalah karena murid juga adalah seorang pembaca yang baik, membaca telah terbukti meningkatkan kualitas tulisan murid sementara Kalau menulis meningkatkan pemahaman dan kelancaran membaca murid,  ada banyak cara untuk menggabungkan kegiatan membaca dan menulis.

Semisal  dalam pembelajaran membuat kamus mini dari hasil kegiatan membaca murid,  jadi murid bisa diminta mengumpulkan kata-kata menarik dari teks yang dibaca lalu dicatat dalam berbentuk kamus ,  bisa juga menulis surat kepada orang tua,sahabat bahkan  tokoh dalam sebuah buku sebuah atau cerita, di dalam kepenulisan suratnya  bebaskan  huruf  ataupun kalimatnya,akan terlihat murid dengan nyaman mengalir menulisnya.

Untuk mendapatkan akses bacaan sebenarnya bacaan itu tidak harus selalu berbentuk buku walaupun memang yang umum  bentuknya buku, namun kalau sama sekali misalnya susah aksesnya dan ingin koleksi yang lainnya  yang bisa dilakukan yang pertama bisa membuat untuk murid  sendiri  buku ceritanya bisa dibuat dari mengumpulkan potongan gambar yang didapat dari  koran brosur katalog atau bisa dari foto perjalanan murid, apapun yang bisa ditemukan kemudian disusun menjadi sebuah cerita.

Bisa  juga membaca jenis teks yang lain selain buku jadi bisa poster brosur atau iklan berikutnya bisa juga kerja sama dengan taman bacaan masyarakat sekitar sekolah.

Yang penting  bagaimana lingkungan sekitar hidup  dalam membaca menulis, dan guru  menjadi teladan membaca menulis bagi murid.


Terus bergerak belajar bermakna berdampak berkelanjutan merdeka belajar merdeka mengajar.


SW_21-8-2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FDG Literasi Numerasi

Aksi hari ini Sabtu pagi crew TL mengikuti FDG secara dari g literasi numerasi bersama tbm RBA, bersama dengan  pembahas,peninjau dan peserta saling berdiskusi terkait penguatan literasi numerasi di sekolah ,keluarga dan di masyarakat.  Kegiatan berjalan empat jam ini menghasilkan beberapa Penguatan, yang pertama   keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama dalam proses pembentukan karakter anak, terutama di bidang literasi dan numerasi.  Pentingnya peran keluarga dalam proses sosialisasi diharapkan dapat menjadi motor penggerak literasi dan numerasi anak, rumah sebenarnya merupakan lingkungan yang sangat memiliki potensi sebagai sumber pembelajaran literasi dan numerasi. Yang kedua disekolah adanya kesepakatan guru dan murid ,guru dan orang tua hal ini menjadikan pondasi dalam penguatan literasi numerasi agar bersama memahami tujuan apa yang akan didapat. Ketiga guru harus bisa mengkombinasikan antara teori teori dengan praktek literasi numeras...

Festival Panen Hasil Belajar

  Aksi Minggu pagi 16-10-2022  taman bacaan masyarakat Teras Literasi mendapat undangan sebagai praktisi komunitas,  menghadiri kegiatan festival panen hasil belajar calon guru penggerak angkatan 4 sejumlah 127 CPG di aula SMAN 9 kota Malang. Ciri guru penggerak Menurut Mentri Kemendikbudristek Nadiem Makarim, semua guru yang terlibat dalam PGP mempunyai ciri atau sikap yang harus dimiliki, antara lain: 1. Guru Penggerak ialah guru yang melihat kesulitan sebagai tantangan yang akan mendorong dirinya menjadi orang yang lebih baik. 2. Guru Penggerak itu melihat anak yang tertinggal di kelas sebagai kesempatan untuk mengasah kapabilitasnya. 3. Guru Penggerak itu percaya dan bukan putus asa dengan guru-guru lain yang mungkin agak sedikit lambat melakukan perubahan. 4. Guru Penggerak adalah guru yang menyadari bahwa waktu untuk belajar sesama guru. Waktu untuk bermusyawarah sebagai satu tim orang dewasa di dalam sekolah itu adalah kunci daripada inovasi. 5. Guru Penggera...

Meresume dari yang dibaca

  Foto 1. PakDhe Eko memimpin ice breaking tebak gambar Foto 2. Ukasya salah satu anak TL berfoto di depan keranjang buku Seperti biasa kegiatan Teras Literasi hari ini Minggu 23 September 2021 dilaksanakan diTegal Literasi dengan diikuti kurang lebih sepuluh anak, kegiatan  diawali dengan membaca surat Al-fatihah dan yel-yel TL bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan dengan ice breaking tebak gambar yang dipimpin Pakdhe Eko, ice breaking tebak gambar sendiri adalah masing-masing anak Teras Literasi akan menebak gambar sketsa buah yang ada di hp Pakdhe Eko. Adapun permainan ice breaking tebak gambar ini dimulai dengan anak-anak Teras Literasi berbaris kemudian secara bergilir maju kedepan untuk menebak gambar yang ada di hp Pakdhe Eko dimulai dari anak yang paling depan. Bagi anak Teras Literasi bisa menebak akan kembali kebarisan yang belakang  begitu juga anak Teras Literasi yang belum bisa menebak akan kembali ke barisan yang belakang dengan terlebih dahulu tangannya dikasi...