Bandros yang ini bukan makanan tradisional khas Sunda, namun kepanjangan dari Bandung Tour on The Bus. Ini adalah bus di Kota Bandung yang disediakan oleh pemerintah Kota Bandung bagi wisatawan yang hendak berkeliling kota Bandung.
Perjalanan ke Bandung bersama crew Teras Literasi Sabtu 24-12-2022 sangat panjang menyusuri jalanan tol Malang Bandung, Sesampai di Bandung crew TL beristirahat ditempat saudara di Kabupaten Bandung kota Soreang.
Tempat asri seperti kota Malang tempat TL, bersama menikmati masakan dan camilan khas Bandung kuliner , seperti seblak, basreng dan masih banyak lagi. Dihari kedua dipagi hari crew TL selanjutnya putar putar keliling kota Bandung. Aksi literasi dimulai. Bersama crew TL dan keluarga di Bandung memang sangat menyenagkan , berlibur literasi kata crew TL yang ingin mengelilingi kota Bandung dengan bus wisata Bandros.
Berkumpul di Taman Balai Kota Bandung, memasuki terminal tempat persinggahan bus Bandros (kedatangan dan keberangkatan). Dengan menunggu di terminal untuk antri dan didata oleh petugas agar bisa mengatur jumlah penumpang dalam satu kendaraan.
Karena armada bus wisata Bandros cukup banyak, jadi tidak perlu menunggu begitu lama untuk bisa lansung menikmati jalan jalan kota Bandung.
Bus Bandros berwanarna hijau toska tiba , bersiap siap untuk naik, petugas mengatur agar tetap tertib dan mendahulukan penumpang yang turun terlebih dahulu, setelah itu kemudian dipersilahkan untuk naik dan mendapati tempat duduk yang paling depan, pemandu bus Bandros yang asik dengan cara perkenalannya “ siapa yang datang dari jauh ? Crew TL menjawab kami dari Kota Malang, ' waooo jauh sekali ,selamat datang crew TL selamat menikmati perjalanan literasinya ‘ sebut mbak Ratna nama pemandu Bandros melalui speaker suaranya.
Perjalanan Dimulai
Etape pertama sambil saling memperkenalkan diri ,antara crew TL dan crew Bus Bandros, bus Bandros melewati jalan Tamblong menurut mbak Ratna Dulunya, Jalan Tamblong dikenal dengan nama Jl. Akip Prawira Suganda yang kemudian diganti menjadi Jl. Tamblong karena sempat ada keluarga Tionghoa tinggal di kawasan tersebut. Keluarga tersebut berprofesi sebagai tukang meubeul dan dikenal dengan nama Keluarga Tam Long. Jalan ini membentang dari ujung Jl. Sumatra hingga Jl. Lengkong Besar Sambal.
Bus berjalan dengan santai dan kemudian mbak Ratna tangannya menunjuk patung pesepak bola legendaris Ajat Sudrajat, “ silakan lihat sebelah kanan ada patung Ajat Sudrajat” dan pandangan crew TL dan penumpang lainnya tertuju ke patung Ajat Sudrajat pemain sepak bola yang terkenal.
Bus, menuju Jalan Asia Afrika pemandangan disuguhkan suasana bangunan tempo dulu, dari mulai hotel, rumah tempat pertunjukan dan gedung sepanjang jalan bernuansa bangunan bersejarah, walaupun sudah sebagian besar di restorasi.
Lanjut cerita kemudian menuju Gedung Merdeka yang merupakan bangunan bersejarah dimana gedung tersebut merupakan gedung bersejarah yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Kini gedung ini digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal bakal Gerakan non Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.
Banyak hantu baik di sepanjang jalan ini yang keluar pagi hingga sore Kuntilanak, Superhero, Pocong Mejeng di Jalan
Inilah perjalan dimana tempat ini di tunggu tunggu para penumpang bus Bandros, tetapi menjadi yang menakutkan bagi peumpang yang berusia dibawah 6 tahun, gimana tidak menakutkan, sepanjang Gedung Merdeka hingga kali cikapundung dihuni pasukan tokoh hantu Indonesia (pocong galau, pocong persib, kuntilanak, mak lampir, hantu melahirkan dll) berkumpul di sana mengganggu orang dan kendaraan yang lewat untuk ditawarkan berfoto ria.
Tapi itulah keseruan melewati jalan Gedung Merdeka di jalan Asia Afrika , tidak hanya sekumpulan hantu, bahkan tokoh superhero pun bergabung disana ikut menghibur penggendara jalan yang melintas, bahkan pejalan kaki banyak yang ikut berfoto Bersama mereka.
Berjalan Etape selanjutnya bus menuju Jalan Braga, dimana Braga merupakan nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia Belanda Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan objek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.
Di sisi kanan kiri Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda. Tata letak pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung pada masa itu (1920-1940-an) sebagai kota mode yang cukup termasyhur seperti halnya kota Kota Paris pada saat itu.
Bahkan di Jalan ini tidak diaspal melainkan masih menggunakan batuan andesit sebagai material jalan, Macet itu yang terucap crew TL,sayangnya jalan Braga terlihat macet karena padatnya kendaraan yang melintas, dan terlihat kemacetan disebabkan ujung jalan menyempit akibat terlihat barisan kendaraan roda dua yang terparkir di sisi jalan Braga, jadi pandangan hanya tertuju oleh kepadatan kendaraan sepanjang melintasi jalan Braga. Walaupun macet saat melintasi jalan Braga, semua tetap senang dan tertawa karena disuguhkan candaan pemandu kadang serius, kadang lucu sehingga semua terhibur.
Perjalan dengan Bus bandros yang crew TL tumpangi terus melaju, setelah melambat di jalan Braga akhirnya melintasi jalan Viaduct melewati gedung bersejarah Gedung Indonesia Menggugat kemudian menuju jalan Merdeka dilanjutkan perjalanan kearah Gedung Olah raga Saparua (GOR Saparua).
Pemandu kak Ratnaemyampaikan kini melewati rumah yang vital, Ternyata melewati depan rumah yang sekarang sedang viral di media social bahkan ceritanya telah dibuat film layar lebar film Rumah Kentang.Ooo...
sekarang baru tau rumah kentang lagi viral dan menjadi cerita heboh.
Menurut berita yang beredar , “ Konon di sebuah rumah di Jalan Aceh, seorang ibu sedang memasak sambil menggendong bayinya. Secara tak sengaja, bayinya jatuh ke dalam kuali besar yang sedang digunakan untuk merebus kentang. Sang bayi pun tewas seketika.
Sejak kejadian itu, rumah di Jalan Aceh tersebut sering tercium bau kentang rebus.
Perjalan Etape berikutnya bersama menuju jalan Martadinata dimana dijalan yang dilewati banyak terdapat pusat perbelanjaan seperti Factory Outlet , Distro dan tempat kuliner di sepanjang jalan Martadinata.
Tidak terasa perjalanan dengan bus Bandros hampir memakan waktu 1 jam dan hampir mendekati Balaikota lagi, dimana tempat pemberhentian terakhir Bus bandros, dan bersama menyudahi perjalanan literasi berburu berita literasi bersama Bandros dimana Selain menyenangkan kami mendapat ilmu tentang sejarah kota Bandung.
Crew TL kembali ke Taman Balaikota, Ternyata menjelajahi kota Bandung dengan Bus Bandros menyenangkan, hanya dengan tiket Rp 20 Ribu rupiah, sudah dapat menikmati kota Bandung tanpa kelelahan, mendengarkan pemandu bandros yang sangat menghibur sepanjang jalan.
Informasi Literasi
Cara membeli Tiket Bus Bandros dengan datang ke booth yang telah disiapkan untuk membeli tiket, berikut lokasinya:
1. Di depan Museum Geologi
Taman Balai Kota Bandung dan
Alun-alun Bandung
Harga Tiket Bus Bandros
Rp20.000 untuk tiket one trip (Tiket untuk satu kali naik di satu rute)
2 Rp40.000 untuk multiple trip (Tiket gelang untuk naik di semua rute berlaku hanya satu hari)
3.Jam Operasional: Senin-Minggu, 08:00 – 16:00 WIB
Tamu Literasi di kota Bandung sangat seru dan menarik bersama belajar
SW 25-12-2022
Komentar
Posting Komentar